RESENSI BUKU BENTENG-BENTENG KERAJAAN GOWA
Buku berjudul “Benteng-Benteng Kerajaan Gowa Abad XVI-XVII” ini ditulis
oleh Muhammad Iqbal AM, Dg Beta. Beliau lahir pada tanggal 10 Maret 1980 di Ujung Pandang. Ia pernah bekerja menjadi Surveyor
Lapangan, Staff Dosen Luar Biasa di Universitas Hasanuddin. Ia juga pernah bekerja sebagai Staff Out Sourching
Administator. Beliau pernah melakukan beberapa penelitian yaitu Survey
Kebutuhan Bahan Bakar Minyak di Kabupaten Pinrang dan Survey Inventarisasi dan Analisa Potensi Budaya Kabupaten Jeneponto.
Buku ini memiliki 128 halaman dengan 6 bab.
Bab pertama terdiri dari tiga Subbab yang berisi
tentang Kata Pengantar, Latar Konseptual, dan Benteng
dalam Tinjauan Arkeologi. Bab kedua, terdiri
dari dua Subbab yang menjelaskan tentang Sebaran Benteng Kerajaan Gowa. Bab ketiga, memperkenalkan atau menjelaskan tentang benteng pertahanan yang dimiliki Kerajaan Gowa-Tallo.
Bab keempat menjelaskan bagaimana lingkungan Kerajaan
Gowa-Tallo. Adapun Bab kelima menjelaskan faktor atau penyebab
penempatan Benteng-Benteng Kerajaan Gowa-Tallo. Terakhir, Bab keenam berisi tentang Determinasi Lingkungan Penempatan Benteng-Benteng
Gowa-Tallo.
Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas bab yang paling menarik,
yaitu bab
kedua dan subbab tentang “Benteng Somba Opu”. Jika mendengar kata “Somba Opu”
mungkin kita sudah tak asing ya, hal ini karena “Benteng Somba Opu” yang
terletak di Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa itu sendiri adalah benteng yang
sudah umum dikenal oleh kalangan masyarakat Makassar. Mungkin kita sendiri
pernah mendengar sejarah tentang “Benteng Somba Opu” namun, dalam buku ini dituliskan
tentang kondisi dari benteng ini bukan hanya sebatas sejarah dari benteng
tersebut seperti di tengah kompleks dapat dijumpai museum “Pattingaloang” yang
digunakan sebagai pusat aktivitas Kerajaan Gowa. Pada dahulu kala,
“Benteng Somba Opu” juga digunakan sebagai istana raja dan pembesar lainnya.
Penulis menjelaskan bahwa tidak ada yang tau
persis letak benteng tersebut berada. Penulis bahkan perlu
untuk meneliti buku-buku yang menjelaskan atau menceritakan tentang benteng
Somba Opu. Beberapa sumber menjelaskan tentang pertempuran dan aktivitas di sana bukan deskripsi dari benteng tersebut. Benteng Somba Opu
sendiri dijelaskan berdenah persegi panjang dan memiliki luas sebesar 363.00
M2. Selain itu, Benteng Somba Opu memiliki dinding dengan
tinggi tujuh meter dengan tebal yang bervariasi, 3,66-410 meter dan10,3-10,5. Pintu benteng dijelaskan
oleh sang penulis memiliki dua pintu yang pertama ada
di sisi utara bagian barat dan sisanya bagian selatan indikasi pintu berukuran
4,5 meter dengan panjang 4 meter.
Buku ini memiliki informasi yang sangat detail seperti ketebalan bahan yang digunakan saat pembuatan benteng, letak
astronomi, faktor penempatan, letak geografis dan masih
banyak lagi. Buku ini juga menyediakan beberapa informasi seperti kegunaan dari
benteng tersebut dan apa saja yang ada di dalam benteng yang
lainnya. Buku ini juga memiliki banyak informasi yang dapat diambil karena
penulis dari buku ini sendiri telah melakukan riset untuk menjelaskan apa yang
ingin ditulis sebelum buku ini dipublikasikan. Kertas dari buku ini juga
menggunakan bahan yang baik agar lembar dari buku ini tidak mudah sobek.
Terlepas dari semua
kelebihan yang ada tentu buku ini juga memiliki kekurangan misalnya, buku ini
memiliki sampul yang kurang menarik dan desain yang diberikan di dalam pun
sangat minimalis seperti, beberapa tabel yang diberikan mungkin bisa didesain
agar pembaca lebih tertarik untuk membaca. Buku ini juga tak memberikan daftar
pustaka layaknya buku nonfiksi pada
umumnya.
Buku ini lebih saya
rekomendasikan untuk usia 12 tahun ke atas karena informasi yang diberikan
mungkin belum umum untuk anak di bawah umur
tersebut. Selain itu, buku ini juga direkomendasikan kepada orang-orang yang ingin
mempelajari tempat bersejarah karena buku ini memiliki informasi
yang sangat detail karena tidak banyak benteng-benteng yang sekarang dikenal
oleh usia muda.