Gambar : Siswa Kelas XI SMA Bosowa School Makassar

Kumpulan Puisi Siswa Kelas 11

Derap Langkahku Pulang

By: Muhammad Alfatih Fathonah

 

Wajah-wajah mereka terlihat menyeringai

Gembira berjam-jam berkubang

Dalam letihnya pelajaran

Entah, mereka tahu atau tidak

 

Mengapa mereka pergi ke sekolah

Udara panas tak membuat wajah-wajah itu mengeluh

Tawa serta langkah kaki yang cepat

Membuat mereka seakan-akan sedang menuju

 

Ke hal yang mereka tunggu lama

Wahai Rumahku yang nyaman

Telah menanti kedatanganku

Bermacam-macam kesenangan telah menungguku

 

 

IKATAN

By : Faiqah Dzihni Kafrawi

 

Gelegar tawa yang selalu pecah di ruangan

Canda ria yang tak henti hentinya berdatangan

Adalah yang mengikat kita semua, teman

Dalam wasilah yang saling berpautan

 

Asingnya kita dahulu, bagaikan bulan dan matahari

Yang tak terduga akan membarengi

Individu yang awalnya saling anti

Akhirnya, kita saling memahami

 

kadang kala seperti ingin memerangi

kadang kala juga kita saling melindungi

namun, ku tahu secara pasti

bahwa kita akan senantiasa mengiringi

 

tetapi, di setiap ikatan tentu ada pula perpisahan

waktu yang dihabiskan berbarengan

pasti akan datang pada masa penyelesaian

tepuk kuduk sadiklah yang kupersembahkan kepadamu, teman

 

Sesuatu

By: Muh akbar prasatyo

 

Di keheningan malam, sesuatu terjalin,

Di bawah rembulan, rahasia terungkap,

Sesuatu yang tak terucapkan, namun dirasakan,

Dalam detik yang melintas, dia hadir tanpa terduga.

 

Sesuatu dalam senyum yang terukir,

Di wajah yang tersembunyi, di balik kedamaian,

Sesuatu yang merayap dalam kerinduan,

Mengalir seperti sungai, tak pernah pudar.

 

Sesuatu dalam keheningan kata-kata,

Di antara garis-garis yang tak terucap,

Sesuatu yang terjaga dalam diam,

Menyanyikan lagu-lagu keabadian.


 

Kala & The Hangat Malam Buatan Ibu

By: Gadis Septya Ramadhani

 

Bu, ragaku sepenuhnya jatuh

Sepenuhnya takluk ke pelukanmu

Tidak lagi aku sanggah

Kehangatan itu adalah bahagia yang menjemput

 

Bu, gelap itu datang pada sorot mata

Kembali.. pada angan yang tak lagi jera

Tak lagi mengajak bangkit

Tak lagi kasa menutupi luka

 

Bu, aku adalah orang jahat

Yang berlari menepi rakit api

Yang meminta kasih hanya sakit

Yang lupa diri mati berkali-kali

 

Bu, sepatutnya kamu

Yang abadi dalam dekap

Teh hangat buatanmu-- aku jatuh cinta

Gerak tanganmu-- ingin aku kecup

 

Kian

By: Giofanny Seisha Mandey

 

Di ruang yang hampa

Ia hadir dengan sinarnya

Bagai rembulan dalam malam yang gulita

Tak terhindar dari pesonanya

 

Cinta tumbuh, tak terelakkan

tak terduga

 

Ia terlalu ramah

Tak mudah memilikinya

Di keramaian, ia bersinar, paling terang

Hatiku berbicara, takkan terdengar

 

Waktu membentuk tekad

Langkah maju penuh keyakinan.

Ia menerimaku, lalu membuang dengan dingin

Seolah petir yang datang mengusir sang pelangi 

 

Hati terluka

Memberanikan diri untuk pergi

Namun, langkah yang kian menjauh

Mendatangkan penyesalan yang mendalam

 

Di antara harap dan penyesalan

Berlutut di hadapan takdir

Mengakui kesalahan dan memaafkan

Tanpa harus jatuh ke tempat yang sama

 

Namun, misteri takdir membawa kembali rasa itu

Mungkin ini yang terbaik

Dua manusia yang berakhir Bahagia

 

Malam yang Merindu

By: Arya Nugraha

 

Di malam yang merindu, bintang-bintang bersinar gemilang,

Memeluk langit dengan lembutnya,

Dalam diam, hati-hati yang rapuh menari,

Mengalun dalam kerinduan yang mengalir.

 

Bayang malam mengisi lorong-lorong kota, Menyelimuti perasaan 

yang terpendam, Dalam gelap, cahaya lilin menyala, 

Menyulut harapan di tengah kesunyian.

 

Biarlah malam menjawab rahasia-rahasia,

 Yang tersembunyi di balik senyum dan tangis,

 Dalam bisikan angin, cerita-cerita tercipta, 

 

Mengalir seperti sungai yang tak pernah usai.

Malam yang merindu, menyentuh hati yang hampa,

Menyambut hangat dalam pelukan sepi,

Dalam diam, kita merenungi makna cinta,

Yang tak pernah lekang oleh waktu yang berlalu.

Pahit

By: Fahira Majdah

 

Di tengah keheningan malam, dimana bayang-bayang merayap,

Ikatan yang gagal terletak dalam keadaan kusut.

Rona yang dulunya cerah kini memudar menjadi abu-abu,

Saat janji-janji yang dibisikkan hanyut.

 

Tawa yang kita bagi bersama, kini bergema dingin

Dalam keheningan, kebenaran masih belum terungkap.

Kata-kata yang dulunya lembut berubah menjadi pahit,

Ketika hati yang pernah memikat kini menemukan pasangannya.

 

Bagimu cinta monyet

Bagiku kenangan terindah

 

Retakan di tanah kami yang dahulu kokoh,

Sekarang melebarkan diri dengan setiap suara sedih.

Kesalahpahaman menabur benih keraguan,

Sesungguh indahnya cinta muda

 

Namun, di tengah reruntuhan, seberkas cahaya bersinar,

Sebuah kerinduan dan harapan akan kenangan yang indah.

Marilah kita menghadapi kenyataan betapapun pahitnya,

Dan berpisah tanpa meninggalkan bekas luka yang mengenaskan.

Karena hidup dalam kenyataan yang pahit,

Lebih mematikan dari hidup dalam kebohongan.


 

Kawan dalam Memori

By: Anasya Alifiah

 

Kawan teringat saat kita tertawa dalam bahagia.

Kawan kenangan kembali merasuki hati, menyerang pikiran.

Teringat kenangan yang penuh memori.

Kawan terima kasih dari relung terdalam, karena telah menjadi memori dalam hidup ku, kawan kau selalu membekas dalam sanu bari ku.

Selamat berjumpa diantara hari dan waktu.

 

Persahabat dalam Melodi

 

Di lorong kehidupan, sahabat menari,

Gelak tawa, sentuhan hati yang selalu berdampingan.

Bunga-bunga keceriaan mekar dalam senyuman,

Puisi persahabatan, melodi cinta tanpa batas.

 

Sahabat, seperti pelangi setelah hujan reda,

Warna-warni kebahagiaan bersama di tiap nada.

Mengarungi lautan canda, bersama-sama menerangi,

Setiap kisah, hiasi dengan rasa persahabatan yang abadi.

 

Emosi bermain, dalam pelukan sahabat sejati,

Bagai sinar mentari, hangat di tengah badai.

Cerita kita, terjalin dalam kebersamaan,

Puisi sahabat, seperti alunan lagu yang tak pernah usai.

 

Sahabat, bintang di malam kelam,

Menyinari kehidupan dengan kebaikan tak terhingga.

Pergi dan datang, tetap menyatu dalam ingatan,

Puisi persahabatan, puisi yang abadi.

 

Tertawa bersama, menangis dalam kebersamaan,

Dalam puisi ini, sahabat adalah bahagia sejati.

Bersama-sama merayakan hidup, dalam canda dan tawa,


 

Masa Sekolah

By: Hisyam Nizar

 

Di bangku kayu, di antara buku-buku,

Sekolah menjelma, dunia terbuka.

Di pagi cerah hingga senja tiba,

Belajar dan berkarya, di sini tercipta.

 

Gurumu pelita, ilmu terang benderang,

Mengajar dengan sabar, memimpin langkah tangan.

Di kelas yang riuh, dengan tawa dan canda,

Mimpi kita bermula, di setiap pancar semangat.

 

Taman bermain, tempat bertumbuh dan bermain,

Tetesan peluh, di lapangan terus berdenyut.

Persahabatan mekar, seperti bunga yang tumbuh,

Di sekolah, hati kita bersatu, satu keluarga.

 

Buku-buku terbuka, ilmu pun merayap,

Dunia terbentang, dalam setiap tinta tergambar.

Bersama teman, kita mengarungi pelajaran,

Menyongsong masa depan, dengan tekad penuh semangat.

 

Gedung megah, menyimpan kisah perjalanan,

Sejarah sekolah, jalinan tak terputuskan.

Pintu gerbang, gerbang menuju impian,

Melangkah bersama, meraih bintang yang jauh terang.

 

Sekolah, tempat pelajaran berharga,

Bukan hanya angka, bukan hanya kata.

Namun nilai kebersamaan, dan tekad yang tulus,

Menjadi bekal, melangkah di jalan yang panjang.

 

Oh, sekolah tercinta, tempat kita tumbuh,

Dalam ilmu dan budi, ciptakan karya indah.

Di setiap sudut, kenangan kita menyatu,

Sekolah, kau adalah ladang impian yang subur.

 

Sorai

By: Fildzah Ghaisani

 

Kami terjalin erat

Di antara mereka yang ada di sini 

Berjanji menghadapi rintangan bersama 

Membuat kita tak terpisahkan lagi 

 

Terikat satu sama lain 

Dalam satu lingkaran yang terpatri 

Terbentang jarak dan waktu 

Tidak memisahkan kami  

 

Inilah perjalanan yang penuh

Suka dan duka 

Dan pada akhirnya 

Kami semua berkawan dengan sebentar 

 

Sebab setelah ini semuanya mungkin akan berlalu

Bertalu dengan gilasan waktu

Dan semua tinggal kenangan

Dengan kawan yang berlalu tanpa enggan

 

 

Jejak Penuh Kenangan

By: Andrio Fauzi

 

Pada tiap langkah pembelajaran

Dibalik hangatnya dekapan sekolah

Tergores begitu rapi dalam tiap kisah

Yang telah mengajarkan kehidupan

 

Jejak yang masih dipenuhi kenangan

Menceritakan sebuah tawa maupun pilu

Para pelajar yang berjuang dalam waktu

Akan abadi sebagai pejuang pengetahuan

 

Lelah namun tak akan pernah menyerah

Bagi generasi penerus bangsa

Yang semangat pada raga demi negara

Melangkah dalam ruang yang merekah

 

Bersama meraih indahnya harapan

Begitu erat mengikat serpihan kata

Yang menyusun keindahan dalam jiwa

Agar kelak bahagia dimasa depan

 


 

Sampai Jadi Debu

By: Sahara Sanggah Langit

 

Prahara menghiasi jalinan asmara banyak insan

Lengkap dengan huru-hara yang jarang padam

Namun ada saatnya badai berlalu menjauhi

Menyisakan manis dan mesra yang mendalam

 

Jikalau dengannya aku telah lengkap

Jikalau nyaman aku dalam dekap

Salahkah jika tubuh ini mengharap

Menyatu hingga liang lahat gelap

 

Wahai waktu yang tiada dapat kusentuh

Sampai jadi debu cintaku tetap utuh

Hingga akhir hayat ditelan bumi

Akan kubersamai belahan hati

 

Kurestui tiap jalan yang diambil di semesta

Meski beralas duri beratap panas sang surya

Asalkan tuan dan puan menua bersama

Asalkan surgalah akhir dari gagahnya cinta

 

Dikala Istirahat

By: Muh. Nail Fatur

 

 

Dalam arena pengetahuan, di kelas yang menjadi panggung intelektual,

Pandangan hanyut dalam alam abstraksi, menciptakan karya seni konseptual.

Papan tulis menyambut dengan kosongnya, seperti kanvas tak bertinta,

Pikiran memainkan peran penting, menari dalam ritme ide dan intuisi.

 

Jendela memberikan pandangan ke dalam kehampaan langit yang mengembang,

Awan putih membawa pesan-pesan metafisis, meretas batas pengetahuan.

Melalui lintasan waktu, seakan melupakan fakta empiris,

Mengembara dalam domain imajinatif, memeluk bentangan pemikiran yang indah.

 

Buku catatan menjadi saksi bisu perjalanan pena yang elegan,

Jiwa terbang bebas dari kerangka kata, mengeksplorasi dimensi batiniah.

Menyusuri lautan mimpi, menjelajahi alam rasa dan pengalaman,

Di kelas ini, menjadi pelaut intelektual yang melanglang buana tanpa batas.

 

Bel berdentang, membangunkan dari transendensi lamunan yang tinggi,

Kembali ke realitas, tugas menantang dengan sabar diterima.

Namun, kenangan melamun menjadi warisan dalam jiwa,

Di ruang ilmu ini, di tengah hiruk-pikuk detik, di sinilah jiwa merdeka menari.

 

Yang kemarin adanya

By: Putri Adelia Wulandari

 

Kejadian yang kemarin, membuat ku terpuruk tak beralasan

Gagalnya aku pada sebelumnya tak pernah ku bayangkan

Patah hati dipenuhi kekecewaan menghantui seisi pikiran

Semua ini membuat ku tak bertujuan

 

Awal dari segalanya, berangan mendapatkannya

Tapi aku tak menyadari, 1000 orang juga mengingikan nya

Pelita keberhasilan lebih besar daripada rasa bangkit dari kekalahan

Terlalu percaya diri untuk bahagia memang bukan hal yang pantas dirasakan

 

Peristiwa kemarin membuat ku lesu jangka lama

Semua harapan kini bersama nya telah sirna

Bayangan bahagia menyandangnya kini tinggal nama

Yang selalu ku sebut di dalam angan kesedihan

 

Yakin ku kini hanya satu

Terlarut terlalu dalam bukan hal yang seru

Yang perlu aku lakukan bangkit kembali untuk maju

Menoreh kembali harapan dan bayangkan untuk sukses selalu

 

Bintang

By: Audrey Zhafira Wijanarko

 

Bintang-bintang di langit

Menyala mengilap di langit yang gelap dan jauh

Melihat ke atas langit dan kembali ke darat

Sejauh apapun aku mencoba menggapai tapi kamu tetap jauh

 

Bintang-bintang di atas langit

Walau sudah jatuh berkali-kali saya tetap mencoba meraihmu

Karena engkau begitu bercahaya jadilah alasan saya semangat

Walau jatuh terus tapi semakin lama, semakin saya bisa lihat jelas cahayamu

 

Bintang-bintang di atas langit

Hari ini saya melihat cahayamu yang meredup

Membuat saya khawatir apa yang terjadi di langit

Langit dari dulu emang gelap tapi sekarang semakin gelap

 

Bintang-bintang di atas langit

Kamu sudah tidak menyala begitu terang seperti dulu

Terkadang saya bertanya apakah sia-sia saya melompat ke langit

Untuk menemuimu yang tidak bercahaya seperti dulu

 

Bintang-bintang di atas langit

Walau kamu sudah tidak gemerlap

Tapi saya tetap mencoba meraihmu di langit

Akhirnya saya mencapaimu di langit Gelap

 

Bintang-bintang di atas langit

saya bertanya lagi pada diri saya apakah sia-sia saya menggapaimu

hati saya mengatakan tidak tapi saya merenung melihat darat

apakah sebaiknya aku kembali ke darat jauh dari kamu

 

Bintang-bintang diatas langit

walau kamu tidak bercahaya seperti dulu

tapi hati saya senang sudah meraihmu di langit

Karena saya mengerti sekarang, saya terlalu berharap tentang kamu

 

Bintang-bintang di atas langit

terima kasih tetap ada, walau beberapa kali saya malas denganmu

saya berharap kamu tidak akan hilang di langit

karena kamu sudah jadi bagian dariku, aku akan merasa hampa tanpamu

 

IBU

By: Muhammad Apriansyah

 

Di dalam pelukan hangatnya,

Terikat kasih yang tak terucap,

Ibu, sosok mulia penuh pengertian,

Menyinari jalan dalam gelap.

 

Dengan senyumnya yang lembut,

Menyeka air mata dan lara,

Ibu, pahlawan tak ternilai,

Pengorbananmu tiada tara.

 

Dalam pelukanmu, kami temukan,

Ketenangan, cinta yang tulus,

Ibu, cahaya di tengah kegelapan,

Menuntun kami menuju masa depan yang cerah.

 

Dalam hati, nama ibu terpatri,

Sebagai simbol kasih sejati,

Terima kasih, ibu tercinta,

Engkau adalah segalanya bagi kami.

Tenang

By: Wika Faulani

 

Hembusan angin

Suara burung yang indah

Membuat suasana tenang

Hingga aku melupakan segalanya

 

Ku duduk dengan menikmatinya

Higga aku lupa apa yang sedang aku pikirkan

Langit yang terang menuju gelap ketenangan

Membuat aku lupa dengan apa yang membuat pikiranku kacau

 

Suasana ini membuat aku seakan melayang layang

Dan ini yang kuinginkan

Ku tutup mataku hingga meneteskan air mata

Hingga aku tersadar lalu ku bangkit dari dudukku

Dan melanjutkan apa yang harus aku tempuh

 

Angan Tiga Tahun

By: Sonia Ramadhani Adrian

 

Angan angan menggantung kenangan tiga tahun

Aku kira setiap kisah diawali dengan permulaan

Namun kali ini diawali dengan perpisahan

Bagaimana hidup nyataku setelah perpisahan?

 

Perpisahan di bawah surya tetapi terasa dingin

Sekitar sini berdirinya gedung kelusan

Kita semua mendekati apa yang diinginkan

Namun pandanganku hanyalah kita dalam kenangan

 

Lamunanku yang hampir berasa begitu nyata

Membuatku sadar pertemanan yang merona

Setiap kisah yang dialami bersama

Menunjukan hariku tanpa mereka akan merana

 

Tapi itu semua fakta bagaimana cara dunia bekerja

Dan bagaimana kita tak selalu akan bersama

Semesta ini terlalu leluasa

Untuk menggantungkan diri hanya di masa SMA

 


 

 Di Antara Lorong Sekolah

By: Muhammad Syaihan Fadhil

 

Di antara Lorong sekolah yang sepi

Merasakan kerinduan yang mendalam 

Untuk sosok yang selalu ada disisiku

Dan tak pernah pudar oleh waktu 

 

Lorong-lorong yang dulu ramai

Kini hanya ada langkah-langkah sendiri

Namun bayanganmu tetap menghiasi pikiran

Seakan-akan kau masih ada di sini

 

Buku-buku terbuka di meja belajarku

Tak mampu menyembunyikan kerinduanku

Kau adalah bintang di tengah malamku

Yang selalu menerangi langkah-langkahku

 

Meskipun jarak memisahkan kita

Namun hati ini tetap merindukanmu

Di sekolah ini, di setiap sudutnya

Kurasakan kehadiranmu dalam setiap langkahku

 

KANVAS

By: A. Siti Nurvadila

 

Kanvas nan senantiasa ku congak

Kanvas nan mula mempunyai warna rupawan
Kanvas nan senantiasa memperingatkan tentang mu

Kanvas nan rupawan ku mohon berlanjut

Warna di Kanvas pilihmu
Sedemikian elok bagai senyummu

Sedemikian elok bagai netramu

Warna nan rupawan bagai sifatmu


Kita nan sepatutnya saling memahami
Tetapi kini
Kanvas itu hanya terlihat abu-abu
Kau telah melukis lukisan nan rupawan
Tetapi kau tidak menyelesaikan lukisan itu

Kau nan membuatku tertarik melukis dan
Kau juga membuatku berhenti melukis
Lukisan sekarang telah dipenuhi berdebu

Lukisan nan dulunya rupawan bagaimu

 

Mungkin bukan besok

Mungkin bukan lusa

Ku harap Kanvas itu dapat kita selesaikan

Dengan warna nan lebih indah

 

Kita Bertemu Lagi, Nanti

By: Nabila Salsabila

 

Merangkai cerita tuk seribu memori

Tiada lain bagiku yang berharga

Jika bukanlah waktu kita bersama

Menyulam suka ataupun menyudahi duka

 

Kini kita telah berada di gerbang harapan

Majulah, kawan, kita akan ke masa depan

Temui aku ketika sudah menggapai kesuksesan

Ini bukanlah perpisahan, ini ialah langkah maju ke depan

 

Mungkin kita akan dipisah tuk beberapa waktu

Namun aku tak akan lupa akan cerita yang dipadu

Semua telah tersimpan apik dalam ruang pikirku

Suatu waktu kan kutemui kalian dengan versi terbaikku

 

Tak apa menangis sekarang ini

Esok hari kau harus bangkit lagi

Menggapai mimpi di kemudian hari

Lalu bertemuy kembali setelah menjadi diri sendiri


Share this Post

Comments (1)

Facebook Comments ()

Leave a comment