Gambar : Mahasiswa S3 Ilmu Pendidikan UNM Adakan Observasi Pendidikan di Sekolah Alam Bosowa

Mahasiswa S3 Ilmu Pendidikan UNM Adakan Observasi Pendidikan di Sekolah Alam Bosowa

Sebagai salah satu sekolah yang memiliki acuan sistem pendidikan berbeda, Sekolah Alam Bosowa menjadi destinasi Mahasiswa S3 Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar (UNM) untuk melakukan observasi guna mengetahui proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah yang mengusung tema alam dan fun learning (8/11).

Adapun tujuan observasi ini untuk mengetahui model kepemimpinan akademik kepala sekolah, inovasi metode pembelajaran, dan sarana prasarana penunjang kualitas belajar. Kedatangan mahasiswa UNM disambut hangat oleh Eko Ariyanto selaku Kepala Sekolah dan Education Develpoment yang mengisi diskusi mengenai sistem pendidikan Sekolah Alam yang dibangun dengan pendekatan konstruksivisme dengan berlandaskan Al-Qur’an dan Hadist.

“Terdapat tiga hal yang menjadi pondasi dasar para pendidik di sini ialah tidak boleh marah, menyuruh dan melarang siswa karena dapat mengubur potensi anak untuk berkembang. Ketika anak dimarahi dapat menimbulkan keraguan dalam diri anak, menyuruh dapat menurunkan mental anak, dan terakhir melarang dapat membuat anak takut untuk mengemukakan ide dan menciptakan inovasi” Ungkap Eko menjelaskan mengapa metode pembelajaran sekolah ini berbeda dari sekolah umum lainnya.

Selain itu, Eko juga menekankan bahwa disekolah ini anak merupakan objek yang mana pendidik harus fokus pada kebutuhan dan perkembangan anak. Salah satu caranya dengan menyambut kedatangan siswa di sekolah guna menciptakan ikatan emosional agar anak merasa diterima dan menganggap sekolah layaknya rumah yang nyaman dan aman karena kedua tempat ini harus memiliki korelasi dan semangat yang sama.

Setelah sesi diskusi, mahasiswa UNM mengunjungi tiap kelas TK dan SD untuk memantau proses belajar mengajar yang berlangsung. “Sekolah ini sangat menginspirasi, dibandingkan sekolah lain yang bersifat formal, Sekolah Alam menggunakan konsep yang menyenangkan terutama dalam proses belajar mengajar. Saya sangat terkesan dengan para guru yang tidak mengucapkan kata anak-anak atau siswa melainkan dengan sebutan teman-teman yang membangun hubungan emosional dan menghilangkan sekat antara guru dan siswa” ungkap Edy Wardoyo, salah satu mahasiswa UNM.

Share this Post

Comments (1)

Facebook Comments ()

Leave a comment